Sabtu, 15 Maret 2014

ASHABUL KAHFI (PENGHUNI GOA)

ASHABUL KAHFI (PENGHUNI GOA)

(Seri Kecerdasan Ali bin Abi Thalib)
Dari Imam Ali ra yang menceritakan Ashabul Kahfi kepada seorang Yahudi yang ingin menguji kecerdasan Imam Ali ra. Apabila Imam Ali ra tidak bisa menceritakan dan menjawab pertanyaannya, maka ia tidak mau memeluk ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw.
Tiga orang pendeta Yahudi datang menemui Imam Ali ra, mereka ingin menguji kebenaran agama Islam.
Salah seorang berkata, “Wahai Ali, ada satu masalah yang ingin kutanyakan kepadamu.”
Imam Ali ra pun berkata, “Bertanyalah sesukamu!”
Pendeta Yahudi tadi berkata, “Beritahukan kepadaku tentang sekelompok remaja pada zaman dahulu. Yang mana mereka mati selama tiga ratus sembilan tahun, lalu Allah hidupkan kembali. Bagaimana kisah mereka itu?”
Imam Ali ra tersenyum dan mulai menceritakan keinginan dari pendeta Yahudi tersebut, “Wahai Yahudi, mereka adalah penghuni gua (Ashabul Kahfi). Allah telah menurunkan atas Nabi kami, Muhammad saw, al-Quran yang memuat kisah mereka. Kalau engkau mau, akan kami bacakan kisah mereka di hadapanmu.”
Orang Yahudi berkata, “Betapa sering aku mendengar bacaan al-Quran. Kalau engkau memang tahu, katakan kepadaku nama-nama mereka, nama raja, nama anjing, nama gunung, nama gua dan kisah mereka dari awal sampai akhir!”
Lalu Imam Ali ra duduk sambil mengangkat kedua lututnya dengan melilitkan sorban pada kedua lututnya, dengan sorban Rasulullah saw, seraya berkata, “Wahai saudara bangsa Arab, kekasihku Muhammad saw pernah bercerita kepadaku bahwa di daerah Romawi terdapat sebuah kota bernama Afsus dan juga dinamakan Thurthus. Nama kota itu di zaman jahiliyah adalah Afsus, lalu ketika Islam datang dinamakan Thurthus. Mereka mempunyai seorang raja yang saleh. Beberapa waktu kemudian, raja itu wafat, lalu tersebar berita kematiannya hingga seorang raja dari Persia yang bernama Diqyanus, mendengar berita tersebut. Diqyanus adalah raja yang sangat zalim dan kafir. Dia datang bersama bala tentara ke kota Afsus dan menjadikan sebagai kerajaannya, dan membangun sebuah istana megah.”